Rabu, 07 Desember 2016

Penerapan Kedisiplinan Dalam Pendidikan Yang Bersahabat

Pendidikan merupakan roda penggerak kecerdasan bangsa. Melalui pendidikan, pemikiran dan wawasan suatu bangsa akan terbuka. Merujuk pada sejarah Jepang sewaktu kalah dari perang dunia II, hal yang menjadi sorotan pertamanya adalah pendidikan. Guru-guru dikumpulkan untuk mengembalikan pendidikan dan meningkatkan kualitasnya.
Untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, pendidikan harus sejalan dengan kedisiplinan. Disiplin merupakan sikap untuk mematuhi, mentaati terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma, dan kaidah yang berlaku. Tidak hanya peraturan dalam bentuk tulisan yang harus ditaati, namun juga peraturan dalam hal norma dan etika.
Untuk mewujudkan kesiplinan dalam pendidikan yang bersahabat, tidak bisa dilakukan oleh satu arah saja. Selain peserta didik yang harus mematuhi peraturan, sang guru juga harus memberi support dan bimbingan kepada peserta didik agar termotivasi dalam menerapkan kedisiplinan. Tiap peserta didik harus mendapat perhatian secara personal dari institusi pendidikan. Hal ini dapat diwujudkan dengan adanya sesi khusus dengan guru atau wali  yang telah ditunjuk institusi terhadap peserta didik. Kemudian dari guru atau wali, harus mampu mendekati dan menggali kepribadian sang peserta didik. Dalam sesi ini, sang guru atau wali harus mampu mengenali potensi peserta didik dan kemudian mendorong peserta didik untuk mewujudkan kedislipinan dalam belajar. Hal semacam ini disebut dengan coaching.
Kemudian, setelah dimotivasi dari sisi internal melalui coaching,  perlu dorongan juga dari sisi eksternal. Selain dengan peraturan yang mengikat, yang lebih menekankan pada hukuman bagi pelanggar. Pelaksana peraturan juga perlu diapresi atas prestasi mentaati peraturan dan menjalankan kedisiplinan. Peserta didik yang paling disilpin dan melaksanakan peraturan layak diberi apresiasi dan penghargaan. Dengan awarding ini dimaksudkan agar peserta didik yang lain termotivasi untuk menjalankan kedisiplinan dan malu atas sikap tidak disiplinnya terhadap peraturan.

Dengan sistem semacam ini diharapkan kedislipinan dalam pendidikan yang bersahabat dapat diterapkan tanpa ada keterpaksaan dalam menjalankan peraturan. 

Minggu, 04 Desember 2016

Inspiring Youth Leader Forum (IYLF) Part. 1

Inspiring Youth Leader Forum (IYLF) Part 1
Yogyakarta, 26-27 November 2016.
Oleh: Nining Ardianti

Setelah Jakarta di gemparkan dengan pemimpin muda dari berbagai regional awal Agustus lalu, tibalah giliran Yogyakarta. Akhir Noverber lalu, Kota Gudeg kedatangan tamu spesial, para Pemimpin Muda yang berasal dari regional 4, yakni Surabaya dan Regional 7 yakni Makasar berkumpul untuk melanjutkan perjuangan mereka membangun bangsa.
Dengan penuh semangat, Regional yang berada paling dekat dengan lokasi IYLF yakni Regional 3 berangkat terlebih dahulu. Pukul 06.00 Para Nakula dan Srikandi (sebutan regional 3) berangkat menuju kaki lereng merapi. Melawan dingin, mereka akhirnya tiba di barak pengungsian korban merapi yang akan digunakan sebagai tempat berlangsunya acara IYLF. Barak pengungsian ini tak jauh lokasinya dengan desa Kiyaran, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, DIY.
Tak lama kemudian, peserta regional 4, Pasukan Heroboyo dan perserta regional 7, pasukan Panrita tiba di Barak. Acara ini dibuka dengan Ceremonial khas Rumah Kepemimpinan dengan menyanyinya Indonesia Raya, Mars Rumah Kepemimpinan dan Idealisme Kami. Menyongsong tema “COLLABORATION: Sinergitas Pemuda dan Profesional Membangun Bangsa” diharapkan acara ini dapat memberikan pelajaran bagi para Nakula, Srikandi, Heroboyo dan Panrita dalam membangun Bangsa Indonesia nantinya. Calon pemimpin bangsa ini memang harus di persiapkan sejak dini, karena pemimpin itu dibina dan di bentuk, bukan dilahirkan begitu saja.
Sesi pertama diisi oleh pak Edi, selaku Camat Cangkringan yang merupakan lulusan Hukum UGM. Meski lulusan S1, Pak Edi tak pernah merasa malu dan menyesal menjadi camat. Bagi beliau, kepemimpinan bukan hanya soal jabatan, tetapi bagaimana kita bisa mempengaruhi orang lain dan mampu menggerakkan roda kepemimpinan. Beliau berpesan bahwa dalam hidup ini kita harus menentukan arah gerak, tujuan hidup kita. Selama hidup, tujuan kita pasti banyak, namun bagaimana caranya kita harus bisa menentukan langkah-langkah strategis untuk meraih tujuan kita.  Bagaimana kita harus memanage waktu agar dapat mencapai tujuan hidup. Selama menjabat, pastinya banyak lika-liku yang telah beliau lalui, godaan datang silih berganti. Dan pesan terakhir yang beliau sampaikan adalah, jadilah diri sendiri, jangan mudah terbawa arus.
Menyambung tema IYLF, kami diberi sesi khuss untuk mempresentasikan Leadership Project (IP). Sebuah aksi nyata untuk mengembangkan dan membangun sebuah desa.  Semua regional diberi kesempatan untuk memaparkan ide kreatif mereka dalam membangun desa,  mulai dari Le Milk (Regional Yogyakarta), Agrotech (Regional Yogyakarta), Laskar Pahlawan (Regional Surabaya), Untuk Air (Regional Makasar) dan Sahabat Lestari (Regional Yogyakarta). Leadership Project ini menjadi wadah untuk mengkolaborasikan berbagai bidang ilmu untuk sinergitas membangun negeri. Kebermanfaat bagi masyarakat dan keberlanjutan merupakan point penting dalam penilaian presentasi LP ini. Hingga muncullah nama “Sahabat Lestari” sebagai pemenang sesi LP. Tak berhenti pada sesi presentasi ini, harapannya LP tiap regional terlaksanakan sesuai harapan. Karena memalui LP inilah para peserta Rumah Kepimpinan dapat berkontributif di masyarakat dan menjadi wadah menimba ilmu untuk bekal terjun ke masyarakat kelak.
Setelah istirahat ishoma, sesi dilanjutkan dengan dialog kepemimpina ke dua bersama Laksda TNI (Purn) Husein Ibrahim, MBA. Beliau merupakan salah satu tokoh pendiri Rumah Kepemimpan. Materi yang beliau sampaikan menekankan pada toleransi sesama warga Indonesia, utamanya dalam bidang agama. Kemudian mengenai persatuan dan potensi Indonesia, utamanya dalam bidang kemaritiman. Menjadi tantangan sendiri bagi calon pemimpin muda ini untuk mengembangankan bidang Maritim.
Usai dialog, kegiatan dilanjutkan dengan sesi Outbond. Meski hujan mengguyur, tidak menyurutkan semangat peserta untuk mengikuti seluruh sesi outbond. Dengan lincah dan riangnya, peserta menyelesaikan tugas tiap posnya. Kekompakan, strategi, komunikasi dan kepercayaan tiap kelompok menjadi bahan penilaian untuk menentukan pemenang outbond. Kali ini, masih regional 3 Yogyakarta yang menjuarai kompetisi ini, tepatnya peserta Srikandi dengan nama kelompok  “GGS: Gadis-gadis Sholehah”. Alhamdulillah..
Lelah outbond, kita beristirahat untuk mengisi amunisi (re: makan) dan sholat. Dilanjutkan dengan sesi Sharing Alumni Rumah Kepemimpinan. Produk Rumah Kepemimpinan (re: alumni) merupakan tokoh hebat di bidang di hadirkan untuk memberi gambaran kepada adik-adik mereka. Sesi yang di moderatori oleh Presiden Mahasiswa BEM KM UGM 2016, Al- Fath Bagus P.E.I (Alumni RK R3 Angkatan 7) mengundang 3 alumni yang mewakili tiga sektor pekerjaan, yakni public sektor, private sector dan third sektor. Public sektor diwakili oleh Bapak M. Novvaliant F.T selaku dosen Universitas Islam Indonesia (UII). Private sector diwakili oleh Bapak Haif Arif Handoko selaku wirausahawan tambak udang. Dan third sector diwakili oleh Bapak Jauhari Chusbiantoro selaku aktivis sosial Peduli Remaja Bantul, Yogyakarta. Dialog ini mengenalkan ketiga sector tersebut kepada para peserta, yang tentunya semakin memantabkan para peserta untuk  terjun di bidang mana nantinya. Apapunnya fokusnya nanti, pekerjaan tersebut harus memberi kebermanfaatan bagi orang lain dan Indonesia kelak.
Malam semakin larut, namun semangat tak ikut surut. Untuk memeriahkan malam yang penuh syahdu itu, gerimis, dingin dengan suasana khas lereng Gunung Merapi acara puncak hari pertama ditutup dengan Impromtu Perfomance. Tak lagi tiap regional, kini peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Tiap kelompok ditantang untuk menampilkan perfomance  terbaiknya. Dengan durasi maksimal 15 menit, para calon pemimpin bangsa ini menampilkan berbagai bentuk seninya. Mulai dari puisi bersambung, drama musical, paduan suara dan akapela. Sungguh pertunjukkan yang menghibur malam itu. Hingga muncullah kelompok 2 sebagai penampil favofit dan terbaik dengan puisi bersambung. Puisi yang menceritakan tentang balada si petani, dokter, orang miskin dan tentara. Memang pertunjukkan yang pas untuk menggambarkan hasil diskusi dengan para alumni RK dan mengakhiri agenda hari pertama IYLF.
Meski lelah, dan mencoba lillah. Pukul 03.30 pagi kami bangun untuk mengadap sang Khaliq (re: Qiyamu lail), meluapkan keluh kesah dan menyiratkan doa penuh harap. Seusai tahajjud  berjamaah, aktivitas dilanjutkan dengan sholat subuh dan Al- ma’tsurat berjamaah. Bak menjawab doa kami, pagi nan dingin di lereng merapi ini di guyur gerimis, namun tak lama kemudian reda. Untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh, agenda pagi di hari kedua IYLF adalah olahraga. Seluruh peserta jalan santai menuju pinggir desa di bagian utara baram penginapan IYLF. Kegagahan Gunung Merapi terlihat jelas sesampainya kita di pinggir desa. Tak ingin melewatkan momen ini, kami berfoto ria. Belum puas rasanya, namun ternyata ada yang sudah menunggu kita di barak (re: sarapan).
Agenda selanjutnya yakni Talkshow “Pemuda Membangun Negeri”. Menghadirkan orang penting negeri ini yakni bapak Ir. Andika Tri Putranto selaku Executive Vice President Daop IV Semarang PT KAI, yang ternyata bapak temen seregional kami (re: Salah seorang Nakula). Diskusi yang di moderatori oleh Mentri Koordinator Politik BEM KM UGM 2016, mas Azzami Rasyid (Alumni RK R3 Angkatan 7), pak Andika memaparkan mengenai rancangan dan inovasi strategis PT. KAI dalam membangun negeri melalui pembangungan jalur kareta api dan pengoptimalan fasilitas tranportasi, utamanya kereta api.
Seusai talkshow pertama, kemudian dilanjut dengan Talkshow kedua dengan tema “Pemuda Membangun Negeri”. Talhshow ini menghadirkan 3 pembicara yang mengabdi untuk daerah, pembicara pertama yakni bapak  Ir. Edi Wahyudi selaku Kepala Balai Pemuda dan Olahraga DIY. Pembicara kedua bapak Sambudi S.T selaku Anggota DPRD Kab. Sleman. Dan pembicara ketiga bapak Wahyudi Anggoro Hadi (Penggagas Kampung Dolanan), siapa sangka ternyata beliau merupakan lulusan Farmasi UGM. Di sesi kedua ini ditekankan mengenai peran pemuda untuk membangun daerah.
Penutup IYLF Menghadirkan bapak Bakhtiar Rahkman, penulis Buku “Musafir Biker”, Produser Film Laskar Pelangi. Yang tanpa rencana mengajak kita makan siang bersama, berseratusan peserta. Mau tau kisahnya? Tunggu lanjutan ceritanya... SEGERA!




Selasa, 01 November 2016

Mohammad Natsir: Teladan Sedekah Untuk Indonesia.

Tiga kali menjabat Menteri Penerangan kabinet Sutan Sjahrir pada 3 Januari 1946 sampai 27 Juni 1947, Mohammad Natsir di kenal sebagai menteri kesayangan Bung Karno. Mohammad Natsir di percaya oleh Sukarno untuk membuat kerangka dan konsep pidatonya.  Setelah selesai menyusun kerangka pidato, Natsir akan menyerahkannya pada Sukarno. Kemudian Soekarno akan mematangkan dan menyesuaikan pidato tersebut dengan gaya bahasanya sendiri.

Menjadi Perdana Menteri Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950 tak membuat Natsir hidup mewah dengan fasilitas yang diberikan. Dia pernah meninggalkan mobil dinasnya di Istana Presiden. Lantas, ia pulang berboncengan sepeda dengan sopirnya. Selama menjadi pejabat, Mohammad Natsir tak pernah sekali pun mengambil jatah gajinya. Pernah suatu ketika bertemu dengan Guru Besar Universitas Cornell, George McTurnan Kahin, beliau mengenakan jas bertambal. Karena itulah, Natsir terkenal sebagai Menteri dengan jas bertambal.

Setelah memanasnya konflik dengan pemerintahan Bung Karno, Natsir dan keluarga harus meninggalkan Jakarta dan memulai hidup dalam pengasingan. Sejak memutuskan bergabung dengan gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, Natsir dan keluarga memulai petualangannya di Pulau Sumatra. Di pulau ini, Natsir dan Keluarga hidup menumpang. Ditampung mulai dari pengikut Masyumi, rumah adik Natsir sampai paman Buya Hamka, dari Sawah Lunto, Bukit Tinggi hingga ke pedalaman Maninjau.

Keteladan beliau sangat perlu dicontoh oleh pengisi kursi pemerintahan saat ini. Miris, ketika tersebar berita bahwa banyak wakil rakyat yang menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan dan kesenangan pribadi. Bukannya meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi, mereka justru mengeluarkan beribu alasan untuk menghalalkan tindakan mereka. Begitu banyak taktik dan strategi yang digunakan untuk membungkus keburukan mereka.


Dan bagi para pemuda, sudah bukan saatnya lagi kita mengenang jasa perjuangan beliau. Para pemuda dengan semangat pergerakan dan keikhlasan layaknya Menteri dengan Jas Bertambal, sudah ditunggu Negara Indonesia. Para Pemuda, sedekahlan dirimu untuk Ibu Pertiwi. 

Sabtu, 01 Oktober 2016

Kode Etik Interaksi Ikhwan dan Akhwat

Kode Etik Interaksi Ikhwan dan Akhwat
Oleh : Ustadz Alif Rachman
Pada kajian mengenai interaksi ikhwan akhwan ini akan ada 5 pokok  bahasan, yaitu :
  • ·       Hakikat penciptaan dan keseimbangan
  • ·       Keistimewaan wanita dalam Islam
  • ·       Hukum melihat lawan jenis
  • ·       Permasalahan yang dihadapi
  • ·       Etika bergaul dengan lawan jenis.

Hakikat Penciptaan dan Keseimbangan
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah dan menjadi pemimpin. Pemimpin di Surga, namun harus memimpin dunia terlebih dahulu. Karena, awal mulanya manusia berasal dari Surga. Namun, karena bisikan setanlah akhirnya manusia di turunkan ke bumi. Sifat seorang Khalifah itu :
1.     Beriman dan Islam
2.     Hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT
3.     Cerdas
Segala sesuatu diciptakan dengan pasangannya. Diciptakan berpasangan dengan tujuan untuk saling melengkapi dan untuk menjaga keseimbangan. Sebagai seorang muslim harus tau :
1.     Ilmu Tauhid
Karena dakwah pertama Rasulullah SAW mengenai Tauhid.
2.     Ilmu Fiqih
Ilmu Fiqih harus dimiliki oleh seorang muslim, karena dalam bertindak  berpedoman pada ilmu fiqih. Minimal mengetahui Fiqih ibadah, karena manusia diciptakan untuk beribadah.
3.     Ilmu Qur’an
Kewajiban akan ilmu Qur’an yaitu
a.      Mempelajari dan memahami.
Untuk itu, kita harus membaca Al- Qur’an
b.     Untuk mengamalkannya
c.      Mengajarkan
d.     Menjaganya, syukur-syukur menghafal.

Keistimewaan Wanita Dalam Islam
Dalam Islam, banyak dijelaskan mengenai kemuliaan wanita. Untuk itu, seorang wanita mempunyai amanah untuk menjaga dirinya sendiri. Melaui hijab, agama Islam menunjukkan bahwa seorang wanita harus menjaga dirinya, mau tidak mau, karena Hijab itu WAJIB. Seorang wanita pun harus memiliki peran. Meski agama Islam memuliakan dan menjaga wanita, tidak menjadi alasan bagi wanita untuk tidak  berkembang. Seoang wanita harus cerdas, karena ia akan menjadi madrasah pertama bagi ank-anaknya kelak.

Hukum (Laki-laki) Melihat Lawan Jenis (Wanita)
Dalam bahasan ini, ditekankan hukum laki-laki melihat wanita karena pada kenyataannya seorang laki-lakilah yang sering melihat seorang wanita. Hukumnya yaitu
·       Jika orang lain, bukan mahram tanpa ada keperluan/udzur kepada wanita, maka tidak diperbolehkan
·       Istri/budak, diperbolehkan seluruh tubuh (kecuali kemaluan)
·       Mahrom/ budak Istri orang lain, diperbolehkan, selan antara pusar sampai lutut
·       Jika untuk khitbah (melamar), hanya diperbolehkan melihat wajah dan telapak tangan.
·       Untuk pengobatan, diperbolehkan hanya pada bagian yang diperlukan
·       Untuk muamalah/ saksi, hanya diperbolehkan melihat pada wajah.
·       Budak yang akan dibeli (pada zaman dahulu), diperbolehkan hanya pada bagian yang perlu dilihat.

Permasalan Kita Saat Ini
Hal yang sering menjadi alasan dalam menjadi interaksi lawan jenis yaitu karena sulitnya terpisah. Dalam kehidupan sehari-hari, memang interaksi ikhwan akhwat memang tidak dapat dipisahkan, namun hal tersebut bukan menjadi alasan selama kita tau batas-batasnya. Kemudian, wanita yang dianggap belum bisa mandiri akan membuat interaksi dengan ikhwan akan lebih sering, dan bahkan melewati batasnya. Kaburnya antara yang hak dan yang batil akan membuat dosa kecil dianggap bukan dosa kecil. Kalangan liberal yang semakin kuat akan mempengarui pemikiran umat akan batasan berinteraksi. Dan factor dari dalam diri sendiri yang tidak mentaati batasan-batasan berinteraksi.

Etika Bergaul Dengan Lawan Jenis

Dalam Al- Qur’an surat An-Nur: 31 dan Al- Qur’an surat Al- Ahzab: 59, dijelakan bahwa menutup aurat itu hukumnya wajib bagi seorang wanita yang sudah baligh. Dalam QS. An-Nur: 31 dijelaskan bagaimana seharusnya menjaga pendangan. Dalam berintaksi, juga harus memperhatikan suara seperti yang terkandung dalam QS. Al- Ahzab: 32. Kemudian, dalam berinteraksi seperlunya saja, hindari kontak fisik, pisahkan laki-laki dan perempuan dan tidak dalam berdesak-desakkan. Kemudian dilarang juga berkhalwat (berdua-duaan). Dan dalam berinteraksi jauhi perbuatan dosa atau yang mengarah kesana.

Kemanakah Kau, Lentera Nusantaraku?

Kemanakah Kau, Lentera Nusantaraku?

Desa, tempat melimpahnya hasil bumi ibu dari pertiwi. Pemenuh segala kebutuhan sehari-hari, mulai dari beras, sayur, buah, ikan, ternak bahkan obat-obatan pun terdapat didesa. Di desa, kita diajarkan ketulusan akan sebuah proses, proses menghasilkan padi, proses memetik buah, proses merawat ternak, dan proses-proses kehidupan lainnya. Dimana sering kali bahwa proses tersebut tidak pernah diperhatikan bahkan mungkin tidak dihargai. Hasil memeras keringat selama seharian penuh, hanya di hargai beribu rupiah, bahkan hasil selama berbulan-bulan pun tak dihargai sesuai harapan.
Hingga akhirnya, kegiatan menghasilkan produk-produk desa itu kini sudah  mulai ditinggalkan. Hanya generasi tua yang masih menggeluti bidang tersebut. Sedang generasi muda, lebih  memilih pergi ke kota orang, ke negeri orang, bahkan pergi untuk meninggalkan dan tidak kembali. Bagi generasi  muda, pekerjaan yang berbau dengan bercocok tanam, berternak, berkebun dan lainnya dianggap pekerjaan kuno dan tindak menjanjikan. Padahal, kunci keberhasilan dan kesejahteraan desa berada disitu.
Bagaimana tidak, jika hanya generasi tua yang menggeluti bidang tersebut maka pasokan  pangan negeri ini akan kacau. Bahan pangan yang ada di kota, jika kita telusuri asalnya dari desa. Jika generasi muda tidak ada yang meneruskan bidang ini, maka tidak akan ada yang memberi pasokan pangan ke kota. Karena bisa di pastikan bahwa generasi tua akan berkurang jumlahnya.

Indonesia akan bersinar, jika lentera- lentera dari seluruh ini menyala. Bagaimana akan bersinar jika lentera-lentera itu kini tidak mau menyalakan diri dan pergi negeri orang? Jika para pemuda tidak mau kembali ke daerah dan membangun daerahnya. Kemanakah kau Lentera Indonesia? Kemanakah kini kau pemuda?

Hidayah

Kajian Islam Pekanan
“Kisah Seorang Pemuda Menjemput Hidayah”

Kajian Islam kali ini membahas mengenai Salman Al Farisi dalam menjemput hidayahnya. Salman Al Farisi adalah seorang pemuda yang berasal dari Persia. Awal kisahnya dalam menjemput hidayah dimulai ketika ia mendapat satu tugas suci dari ayahnya, yakni tugas menjaga api. Tugas tersebut diberikan kepadanya karena ayahnya termasuk dalam kaum Majusi (penyembah api).
Suatu ketika, ia disuruh ayahnya untuk melihat sebidang tanah, saat melihat sebidang tanah tersebut, Salman Al Farisi melihat kaum Nasrani yang sedang beribadah. Salman berfikir bahwa ibadah kaum tersebut lebih bagus. Karena kelamaan melihat kaum Nasrani beribadah, ayah Salman menyuruh utusan untuk menjemputnya. Dan berkatalah Salman kepada ayahnya bahwa agama mereka (Nasrani) lebih baik. Karena ucapan tersebut, Salman akhirnya dipasung.
Dalam masa pemasungannya, Salma melihat kaum Nasrani lewat dan ia meminta tolong untuk dilepaskan. Setelah lepas, ia disuruh oleh sang pendeta untuk pergi ke Syria dan mengabdi pada pendeta lain. Sesampainya ia di Syria, ia mengabdi pada seorang pendeta yang dimaksud oleh pendeta kaum Nasrani. Namun pendeta yang ia layani ternyata suka menggelapkan uang, hingga kemudian digantikan dengan pendeta baru yang baik.
 Lama ia mengabdi pada pendeta yang baik tersebut, hingga akhirnya pendeta tersebut meninggal. Lantas, Salman pergi ke Mosol dan menemukan seorang pendeta yang telah tua. Pendeta tua tersebut menyuruh Salman untuk pergi ke Nasibin untuk menemui pendeta tua yang lain. Sesampainya ia di Nasibin, ia disuruh pergi lagi ke Amuria untuk menemui seorang pastur. Pergilah ia menemui sang pastur. Saat bertemu, pastur sudah dalam keadaan menjelang wafat. Dalam kesempatan itu, Pastur meninggalkan pesan kepada Salman bahwa akan datang Nabi. Nabi tersebut memiliki tanda di punggung dan jika diberi sedekah, Ia tidak ikut makan, namun jika diberi hadiah Ia ikut makan.
            Selepas wafatnya Pastur, Salman melihat ada rombongan menuju Makkah. Untuk ikut dalam rombongan itu, Salman telah memberikan imbalan berupa sapi dan kambing. Namun ternyata ia ditipu oleh rombongan itu dan ia dijual. Hingga akhirnya ia dibeli oleh seorang yahudi dan dibawa ke Madinah. Kemudian ia dipekerjakan di kebun Kurma. Saat itulah ia bertemu dengan rombongan Rasulullah SAW dan mengetahui kecocokan dengan pesan Pastur tentang sedekah, hadiah dan tanda di punggung. Sejak saat itulah Salman masuk Islam.

Dari cerita diatas, dapat diambil hikmah bahwa dalam menjemput hidayah, prosesnya amatlah panjang. Proses yang dilewai dengan cobaan dan rintangan. Pelajaran lainnya yaitu tidak boleh mencari kebenaran diluar kebenaran Islam. Hidayah itu harus kita mintakan, doakan dan kita usahakan.


Kamis, 29 September 2016
Atsar Ilmu Tauhid dalam Kehidupan.

Atsar atau ketidaktauan kita dalam kehidupan akan Ilmu Tauhid akan berakibat:
1.     Kita tidak tau tujuan kita diciptakan
Dalam QS. 47 : 12 dijelaskan bahwa surga itu di hiasi dengan hal-hal yang kita sukai, sedang neraka diisi dengan hal-hal yang kita sukai. Untuk itu kita harus menjaga komunikasi kita dengan Allah. Jika ingin berbicara kepada Allah, berdoalah. Jika ingin Allah berbicara kepada kita, bacalah Al-Qur’an.
2.     Siapa yang tidak beriman kepada hari akhir.
3.     Bila ilmu Tauhid tidak dikenal masyarakat, maka amal akan rusak, aqidah akan rusak dan kerusakan terjadi dimana-mana.

Sungguh Allah lah yang memiliki hati kita. 

Kajian Islam Kontemporer

Kajian Islam Kontemporer
Oleh : Ustadz Musholi
Agama Islam adalah agama yang tinggi. Menurut Ustadz Musholi, pikiran itu seperti parasut, “minds are like parachutes, they only function when open”. Bagaimana seseorang berfikir menyikapi masalah kehidupan, maka akan menentukan masalahnya. Dalam bertindak kita harus melakukannya karena keikhlasan kepada yang di langit, dan ketulusan kepada yang dibumi.
            Membangun 4 sifat dasar:
1.         Rendah hati
2.         Objektif
3.         Open mind
4.         Moderat
Cara kita memperbaiki diri adalah dengan mengakui orang lain. Agama itu tidak hanya mengenai masjid dan majelis taklim. Agama Islam itu memberi kemudahan, bukan kesulitan. Jika terjadi kesenjangan islam, itu merupakan perilaku penganutnya. Karena Allah mewajibkan manusia untuk berperilaku ihsan. Dalam islam, keburukan di balas dengan kebaikan, bukan dengan emosi dan balas dendam.
Beragama itu tidak berarti memendekkan sumbu. “berIslam-lah seperti Islamnya Muhammad, bukan Islam ala egomu. Jangan hanya berislam, tapi menghilangkan Muhammad ”.
Keagungan Akhlaq Rasulullah.
Rasulullah meringkas isi kepribadiannya dengan ungkapan : “ pengetahuan adalah modalku, akal adalah dasar agamaku. Dan cinta kasih adalah aliran filasafatku. Ingat kepada Allah adalah temanku. Apapun kepribadian adalah kawanku. Kesabaran adalah busanaku, ilmu adalah senjataku. Berjihad adalah perangaiku dan sholat itulah penawar hatiku.” Sifat keagungan Rasulullah ini termuat dalam QS. Al- Qalam ayat 4.