Inspiring
Youth Leader Forum (IYLF) Part 1
Yogyakarta,
26-27 November 2016.
Oleh:
Nining Ardianti
Setelah
Jakarta di gemparkan dengan pemimpin muda dari berbagai regional awal Agustus
lalu, tibalah giliran Yogyakarta. Akhir Noverber lalu, Kota Gudeg kedatangan
tamu spesial, para Pemimpin Muda yang berasal dari regional 4, yakni Surabaya
dan Regional 7 yakni Makasar berkumpul untuk melanjutkan perjuangan mereka
membangun bangsa.
Dengan
penuh semangat, Regional yang berada paling dekat dengan lokasi IYLF yakni
Regional 3 berangkat terlebih dahulu. Pukul 06.00 Para Nakula dan Srikandi (sebutan
regional 3) berangkat menuju kaki lereng merapi. Melawan dingin, mereka
akhirnya tiba di barak pengungsian korban merapi yang akan digunakan sebagai
tempat berlangsunya acara IYLF. Barak pengungsian ini tak jauh lokasinya dengan
desa Kiyaran, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, DIY.
Tak
lama kemudian, peserta regional 4, Pasukan Heroboyo dan perserta regional 7,
pasukan Panrita tiba di Barak. Acara ini dibuka dengan Ceremonial khas Rumah
Kepemimpinan dengan menyanyinya Indonesia Raya, Mars Rumah Kepemimpinan dan
Idealisme Kami. Menyongsong tema “COLLABORATION: Sinergitas Pemuda dan
Profesional Membangun Bangsa” diharapkan acara ini dapat memberikan pelajaran
bagi para Nakula, Srikandi, Heroboyo dan Panrita dalam membangun Bangsa
Indonesia nantinya. Calon pemimpin bangsa ini memang harus di persiapkan sejak
dini, karena pemimpin itu dibina dan di bentuk, bukan dilahirkan begitu saja.
Sesi
pertama diisi oleh pak Edi, selaku Camat Cangkringan yang merupakan lulusan
Hukum UGM. Meski lulusan S1, Pak Edi tak pernah merasa malu dan menyesal
menjadi camat. Bagi beliau, kepemimpinan bukan hanya soal jabatan, tetapi
bagaimana kita bisa mempengaruhi orang lain dan mampu menggerakkan roda
kepemimpinan. Beliau berpesan bahwa dalam hidup ini kita harus menentukan arah
gerak, tujuan hidup kita. Selama hidup, tujuan kita pasti banyak, namun
bagaimana caranya kita harus bisa menentukan langkah-langkah strategis untuk
meraih tujuan kita. Bagaimana kita harus
memanage waktu agar dapat mencapai tujuan hidup. Selama menjabat, pastinya
banyak lika-liku yang telah beliau lalui, godaan datang silih berganti. Dan pesan
terakhir yang beliau sampaikan adalah, jadilah diri sendiri, jangan mudah
terbawa arus.
Menyambung
tema IYLF, kami diberi sesi khuss untuk mempresentasikan Leadership Project (IP). Sebuah aksi nyata untuk mengembangkan dan
membangun sebuah desa. Semua regional
diberi kesempatan untuk memaparkan ide kreatif mereka dalam membangun
desa, mulai dari Le Milk (Regional
Yogyakarta), Agrotech (Regional Yogyakarta), Laskar Pahlawan (Regional Surabaya),
Untuk Air (Regional Makasar) dan Sahabat Lestari (Regional Yogyakarta). Leadership Project ini menjadi wadah
untuk mengkolaborasikan berbagai bidang ilmu untuk sinergitas membangun negeri.
Kebermanfaat bagi masyarakat dan keberlanjutan merupakan point penting dalam
penilaian presentasi LP ini. Hingga muncullah nama “Sahabat Lestari” sebagai
pemenang sesi LP. Tak berhenti pada sesi presentasi ini, harapannya LP tiap
regional terlaksanakan sesuai harapan. Karena memalui LP inilah para peserta
Rumah Kepimpinan dapat berkontributif di masyarakat dan menjadi wadah menimba
ilmu untuk bekal terjun ke masyarakat kelak.
Setelah
istirahat ishoma, sesi dilanjutkan dengan dialog kepemimpina ke dua bersama Laksda
TNI (Purn) Husein Ibrahim, MBA. Beliau merupakan salah satu tokoh pendiri Rumah
Kepemimpan. Materi yang beliau sampaikan menekankan pada toleransi sesama warga
Indonesia, utamanya dalam bidang agama. Kemudian mengenai persatuan dan potensi
Indonesia, utamanya dalam bidang kemaritiman. Menjadi tantangan sendiri bagi
calon pemimpin muda ini untuk mengembangankan bidang Maritim.
Usai
dialog, kegiatan dilanjutkan dengan sesi Outbond. Meski hujan mengguyur, tidak
menyurutkan semangat peserta untuk mengikuti seluruh sesi outbond. Dengan lincah
dan riangnya, peserta menyelesaikan tugas tiap posnya. Kekompakan, strategi,
komunikasi dan kepercayaan tiap kelompok menjadi bahan penilaian untuk
menentukan pemenang outbond. Kali ini, masih regional 3 Yogyakarta yang
menjuarai kompetisi ini, tepatnya peserta Srikandi dengan nama kelompok “GGS: Gadis-gadis Sholehah”. Alhamdulillah..
Lelah
outbond, kita beristirahat untuk mengisi amunisi (re: makan) dan sholat. Dilanjutkan
dengan sesi Sharing Alumni Rumah Kepemimpinan. Produk Rumah Kepemimpinan (re:
alumni) merupakan tokoh hebat di bidang di hadirkan untuk memberi gambaran
kepada adik-adik mereka. Sesi yang di moderatori oleh Presiden Mahasiswa BEM KM
UGM 2016, Al- Fath Bagus P.E.I (Alumni
RK R3 Angkatan 7) mengundang 3 alumni yang mewakili tiga sektor
pekerjaan, yakni public sektor, private
sector dan third sektor. Public sektor diwakili oleh Bapak M. Novvaliant F.T selaku dosen
Universitas Islam Indonesia (UII). Private
sector diwakili oleh Bapak Haif Arif Handoko selaku wirausahawan tambak
udang. Dan third sector diwakili oleh
Bapak Jauhari Chusbiantoro selaku aktivis sosial Peduli Remaja Bantul,
Yogyakarta. Dialog ini mengenalkan ketiga sector tersebut kepada para peserta,
yang tentunya semakin memantabkan para peserta untuk terjun di bidang mana nantinya. Apapunnya fokusnya
nanti, pekerjaan tersebut harus memberi kebermanfaatan bagi orang lain dan
Indonesia kelak.
Malam semakin larut, namun semangat tak ikut surut. Untuk memeriahkan
malam yang penuh syahdu itu, gerimis, dingin dengan suasana khas lereng Gunung
Merapi acara puncak hari pertama ditutup dengan Impromtu Perfomance. Tak lagi tiap regional, kini peserta dibagi
menjadi 4 kelompok. Tiap kelompok ditantang untuk menampilkan perfomance terbaiknya. Dengan durasi maksimal 15 menit,
para calon pemimpin bangsa ini menampilkan berbagai bentuk seninya. Mulai dari
puisi bersambung, drama musical, paduan suara dan akapela. Sungguh pertunjukkan
yang menghibur malam itu. Hingga muncullah kelompok 2 sebagai penampil favofit
dan terbaik dengan puisi bersambung. Puisi yang menceritakan tentang balada si
petani, dokter, orang miskin dan tentara. Memang pertunjukkan yang pas untuk
menggambarkan hasil diskusi dengan para alumni RK dan mengakhiri agenda hari
pertama IYLF.
Meski lelah, dan mencoba lillah. Pukul 03.30
pagi kami bangun untuk mengadap sang Khaliq (re: Qiyamu lail), meluapkan keluh
kesah dan menyiratkan doa penuh harap. Seusai tahajjud berjamaah, aktivitas dilanjutkan dengan
sholat subuh dan Al- ma’tsurat berjamaah. Bak menjawab doa kami, pagi nan
dingin di lereng merapi ini di guyur gerimis, namun tak lama kemudian reda. Untuk
menjaga stamina dan kesehatan tubuh, agenda pagi di hari kedua IYLF adalah olahraga.
Seluruh peserta jalan santai menuju pinggir desa di bagian utara baram
penginapan IYLF. Kegagahan Gunung Merapi terlihat jelas sesampainya kita di
pinggir desa. Tak ingin melewatkan momen ini, kami berfoto ria. Belum puas
rasanya, namun ternyata ada yang sudah menunggu kita di barak (re: sarapan).
Agenda selanjutnya yakni Talkshow “Pemuda
Membangun Negeri”. Menghadirkan orang penting negeri ini yakni bapak Ir. Andika
Tri Putranto selaku Executive Vice President Daop IV Semarang PT KAI, yang
ternyata bapak temen seregional kami (re: Salah seorang Nakula). Diskusi yang
di moderatori oleh Mentri Koordinator Politik BEM KM UGM 2016, mas Azzami
Rasyid (Alumni RK R3 Angkatan 7), pak Andika memaparkan mengenai rancangan dan
inovasi strategis PT. KAI dalam membangun negeri melalui pembangungan jalur kareta
api dan pengoptimalan fasilitas tranportasi, utamanya kereta api.
Seusai talkshow pertama, kemudian dilanjut
dengan Talkshow kedua dengan tema “Pemuda Membangun Negeri”. Talhshow ini
menghadirkan 3 pembicara yang mengabdi untuk daerah, pembicara pertama yakni
bapak Ir. Edi Wahyudi selaku Kepala
Balai Pemuda dan Olahraga DIY. Pembicara kedua bapak Sambudi S.T selaku Anggota
DPRD Kab. Sleman. Dan pembicara ketiga bapak Wahyudi Anggoro Hadi (Penggagas
Kampung Dolanan), siapa sangka ternyata beliau merupakan lulusan Farmasi UGM. Di
sesi kedua ini ditekankan mengenai peran pemuda untuk membangun daerah.
Penutup IYLF Menghadirkan bapak Bakhtiar
Rahkman, penulis Buku “Musafir Biker”, Produser Film Laskar Pelangi. Yang tanpa
rencana mengajak kita makan siang bersama, berseratusan peserta. Mau tau
kisahnya? Tunggu lanjutan ceritanya... SEGERA!