Tiga kali menjabat
Menteri Penerangan kabinet Sutan Sjahrir pada 3 Januari 1946 sampai 27 Juni
1947, Mohammad Natsir di kenal sebagai menteri kesayangan Bung Karno. Mohammad
Natsir di percaya oleh Sukarno untuk membuat kerangka dan konsep
pidatonya. Setelah selesai menyusun
kerangka pidato, Natsir akan menyerahkannya pada Sukarno. Kemudian Soekarno
akan mematangkan dan menyesuaikan pidato tersebut dengan gaya bahasanya
sendiri.
Menjadi Perdana Menteri
Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950 tak membuat Natsir hidup mewah
dengan fasilitas yang diberikan. Dia pernah meninggalkan mobil dinasnya di
Istana Presiden. Lantas, ia pulang berboncengan sepeda dengan sopirnya. Selama
menjadi pejabat, Mohammad Natsir tak pernah sekali pun mengambil jatah gajinya.
Pernah suatu ketika bertemu dengan Guru Besar Universitas Cornell, George
McTurnan Kahin, beliau mengenakan jas bertambal. Karena itulah, Natsir terkenal
sebagai Menteri dengan jas bertambal.
Setelah memanasnya
konflik dengan pemerintahan Bung Karno, Natsir dan keluarga harus meninggalkan
Jakarta dan memulai hidup dalam pengasingan. Sejak memutuskan bergabung dengan
gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, Natsir dan keluarga memulai
petualangannya di Pulau Sumatra. Di pulau ini, Natsir dan Keluarga hidup
menumpang. Ditampung mulai dari pengikut Masyumi, rumah adik Natsir sampai
paman Buya Hamka, dari Sawah Lunto, Bukit Tinggi hingga ke pedalaman Maninjau.
Keteladan beliau sangat
perlu dicontoh oleh pengisi kursi pemerintahan saat ini. Miris, ketika tersebar
berita bahwa banyak wakil rakyat yang menggunakan fasilitas negara untuk
kepentingan dan kesenangan pribadi. Bukannya meminta maaf dan berjanji tidak
mengulangi, mereka justru mengeluarkan beribu alasan untuk menghalalkan
tindakan mereka. Begitu banyak taktik dan strategi yang digunakan untuk
membungkus keburukan mereka.
Dan bagi para pemuda,
sudah bukan saatnya lagi kita mengenang jasa perjuangan beliau. Para pemuda
dengan semangat pergerakan dan keikhlasan layaknya Menteri dengan Jas
Bertambal, sudah ditunggu Negara Indonesia. Para Pemuda, sedekahlan dirimu
untuk Ibu Pertiwi.