Minggu, 04 Desember 2016

Inspiring Youth Leader Forum (IYLF) Part. 1

Inspiring Youth Leader Forum (IYLF) Part 1
Yogyakarta, 26-27 November 2016.
Oleh: Nining Ardianti

Setelah Jakarta di gemparkan dengan pemimpin muda dari berbagai regional awal Agustus lalu, tibalah giliran Yogyakarta. Akhir Noverber lalu, Kota Gudeg kedatangan tamu spesial, para Pemimpin Muda yang berasal dari regional 4, yakni Surabaya dan Regional 7 yakni Makasar berkumpul untuk melanjutkan perjuangan mereka membangun bangsa.
Dengan penuh semangat, Regional yang berada paling dekat dengan lokasi IYLF yakni Regional 3 berangkat terlebih dahulu. Pukul 06.00 Para Nakula dan Srikandi (sebutan regional 3) berangkat menuju kaki lereng merapi. Melawan dingin, mereka akhirnya tiba di barak pengungsian korban merapi yang akan digunakan sebagai tempat berlangsunya acara IYLF. Barak pengungsian ini tak jauh lokasinya dengan desa Kiyaran, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, DIY.
Tak lama kemudian, peserta regional 4, Pasukan Heroboyo dan perserta regional 7, pasukan Panrita tiba di Barak. Acara ini dibuka dengan Ceremonial khas Rumah Kepemimpinan dengan menyanyinya Indonesia Raya, Mars Rumah Kepemimpinan dan Idealisme Kami. Menyongsong tema “COLLABORATION: Sinergitas Pemuda dan Profesional Membangun Bangsa” diharapkan acara ini dapat memberikan pelajaran bagi para Nakula, Srikandi, Heroboyo dan Panrita dalam membangun Bangsa Indonesia nantinya. Calon pemimpin bangsa ini memang harus di persiapkan sejak dini, karena pemimpin itu dibina dan di bentuk, bukan dilahirkan begitu saja.
Sesi pertama diisi oleh pak Edi, selaku Camat Cangkringan yang merupakan lulusan Hukum UGM. Meski lulusan S1, Pak Edi tak pernah merasa malu dan menyesal menjadi camat. Bagi beliau, kepemimpinan bukan hanya soal jabatan, tetapi bagaimana kita bisa mempengaruhi orang lain dan mampu menggerakkan roda kepemimpinan. Beliau berpesan bahwa dalam hidup ini kita harus menentukan arah gerak, tujuan hidup kita. Selama hidup, tujuan kita pasti banyak, namun bagaimana caranya kita harus bisa menentukan langkah-langkah strategis untuk meraih tujuan kita.  Bagaimana kita harus memanage waktu agar dapat mencapai tujuan hidup. Selama menjabat, pastinya banyak lika-liku yang telah beliau lalui, godaan datang silih berganti. Dan pesan terakhir yang beliau sampaikan adalah, jadilah diri sendiri, jangan mudah terbawa arus.
Menyambung tema IYLF, kami diberi sesi khuss untuk mempresentasikan Leadership Project (IP). Sebuah aksi nyata untuk mengembangkan dan membangun sebuah desa.  Semua regional diberi kesempatan untuk memaparkan ide kreatif mereka dalam membangun desa,  mulai dari Le Milk (Regional Yogyakarta), Agrotech (Regional Yogyakarta), Laskar Pahlawan (Regional Surabaya), Untuk Air (Regional Makasar) dan Sahabat Lestari (Regional Yogyakarta). Leadership Project ini menjadi wadah untuk mengkolaborasikan berbagai bidang ilmu untuk sinergitas membangun negeri. Kebermanfaat bagi masyarakat dan keberlanjutan merupakan point penting dalam penilaian presentasi LP ini. Hingga muncullah nama “Sahabat Lestari” sebagai pemenang sesi LP. Tak berhenti pada sesi presentasi ini, harapannya LP tiap regional terlaksanakan sesuai harapan. Karena memalui LP inilah para peserta Rumah Kepimpinan dapat berkontributif di masyarakat dan menjadi wadah menimba ilmu untuk bekal terjun ke masyarakat kelak.
Setelah istirahat ishoma, sesi dilanjutkan dengan dialog kepemimpina ke dua bersama Laksda TNI (Purn) Husein Ibrahim, MBA. Beliau merupakan salah satu tokoh pendiri Rumah Kepemimpan. Materi yang beliau sampaikan menekankan pada toleransi sesama warga Indonesia, utamanya dalam bidang agama. Kemudian mengenai persatuan dan potensi Indonesia, utamanya dalam bidang kemaritiman. Menjadi tantangan sendiri bagi calon pemimpin muda ini untuk mengembangankan bidang Maritim.
Usai dialog, kegiatan dilanjutkan dengan sesi Outbond. Meski hujan mengguyur, tidak menyurutkan semangat peserta untuk mengikuti seluruh sesi outbond. Dengan lincah dan riangnya, peserta menyelesaikan tugas tiap posnya. Kekompakan, strategi, komunikasi dan kepercayaan tiap kelompok menjadi bahan penilaian untuk menentukan pemenang outbond. Kali ini, masih regional 3 Yogyakarta yang menjuarai kompetisi ini, tepatnya peserta Srikandi dengan nama kelompok  “GGS: Gadis-gadis Sholehah”. Alhamdulillah..
Lelah outbond, kita beristirahat untuk mengisi amunisi (re: makan) dan sholat. Dilanjutkan dengan sesi Sharing Alumni Rumah Kepemimpinan. Produk Rumah Kepemimpinan (re: alumni) merupakan tokoh hebat di bidang di hadirkan untuk memberi gambaran kepada adik-adik mereka. Sesi yang di moderatori oleh Presiden Mahasiswa BEM KM UGM 2016, Al- Fath Bagus P.E.I (Alumni RK R3 Angkatan 7) mengundang 3 alumni yang mewakili tiga sektor pekerjaan, yakni public sektor, private sector dan third sektor. Public sektor diwakili oleh Bapak M. Novvaliant F.T selaku dosen Universitas Islam Indonesia (UII). Private sector diwakili oleh Bapak Haif Arif Handoko selaku wirausahawan tambak udang. Dan third sector diwakili oleh Bapak Jauhari Chusbiantoro selaku aktivis sosial Peduli Remaja Bantul, Yogyakarta. Dialog ini mengenalkan ketiga sector tersebut kepada para peserta, yang tentunya semakin memantabkan para peserta untuk  terjun di bidang mana nantinya. Apapunnya fokusnya nanti, pekerjaan tersebut harus memberi kebermanfaatan bagi orang lain dan Indonesia kelak.
Malam semakin larut, namun semangat tak ikut surut. Untuk memeriahkan malam yang penuh syahdu itu, gerimis, dingin dengan suasana khas lereng Gunung Merapi acara puncak hari pertama ditutup dengan Impromtu Perfomance. Tak lagi tiap regional, kini peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Tiap kelompok ditantang untuk menampilkan perfomance  terbaiknya. Dengan durasi maksimal 15 menit, para calon pemimpin bangsa ini menampilkan berbagai bentuk seninya. Mulai dari puisi bersambung, drama musical, paduan suara dan akapela. Sungguh pertunjukkan yang menghibur malam itu. Hingga muncullah kelompok 2 sebagai penampil favofit dan terbaik dengan puisi bersambung. Puisi yang menceritakan tentang balada si petani, dokter, orang miskin dan tentara. Memang pertunjukkan yang pas untuk menggambarkan hasil diskusi dengan para alumni RK dan mengakhiri agenda hari pertama IYLF.
Meski lelah, dan mencoba lillah. Pukul 03.30 pagi kami bangun untuk mengadap sang Khaliq (re: Qiyamu lail), meluapkan keluh kesah dan menyiratkan doa penuh harap. Seusai tahajjud  berjamaah, aktivitas dilanjutkan dengan sholat subuh dan Al- ma’tsurat berjamaah. Bak menjawab doa kami, pagi nan dingin di lereng merapi ini di guyur gerimis, namun tak lama kemudian reda. Untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh, agenda pagi di hari kedua IYLF adalah olahraga. Seluruh peserta jalan santai menuju pinggir desa di bagian utara baram penginapan IYLF. Kegagahan Gunung Merapi terlihat jelas sesampainya kita di pinggir desa. Tak ingin melewatkan momen ini, kami berfoto ria. Belum puas rasanya, namun ternyata ada yang sudah menunggu kita di barak (re: sarapan).
Agenda selanjutnya yakni Talkshow “Pemuda Membangun Negeri”. Menghadirkan orang penting negeri ini yakni bapak Ir. Andika Tri Putranto selaku Executive Vice President Daop IV Semarang PT KAI, yang ternyata bapak temen seregional kami (re: Salah seorang Nakula). Diskusi yang di moderatori oleh Mentri Koordinator Politik BEM KM UGM 2016, mas Azzami Rasyid (Alumni RK R3 Angkatan 7), pak Andika memaparkan mengenai rancangan dan inovasi strategis PT. KAI dalam membangun negeri melalui pembangungan jalur kareta api dan pengoptimalan fasilitas tranportasi, utamanya kereta api.
Seusai talkshow pertama, kemudian dilanjut dengan Talkshow kedua dengan tema “Pemuda Membangun Negeri”. Talhshow ini menghadirkan 3 pembicara yang mengabdi untuk daerah, pembicara pertama yakni bapak  Ir. Edi Wahyudi selaku Kepala Balai Pemuda dan Olahraga DIY. Pembicara kedua bapak Sambudi S.T selaku Anggota DPRD Kab. Sleman. Dan pembicara ketiga bapak Wahyudi Anggoro Hadi (Penggagas Kampung Dolanan), siapa sangka ternyata beliau merupakan lulusan Farmasi UGM. Di sesi kedua ini ditekankan mengenai peran pemuda untuk membangun daerah.
Penutup IYLF Menghadirkan bapak Bakhtiar Rahkman, penulis Buku “Musafir Biker”, Produser Film Laskar Pelangi. Yang tanpa rencana mengajak kita makan siang bersama, berseratusan peserta. Mau tau kisahnya? Tunggu lanjutan ceritanya... SEGERA!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar