Sabtu, 01 Oktober 2016

Hidayah

Kajian Islam Pekanan
“Kisah Seorang Pemuda Menjemput Hidayah”

Kajian Islam kali ini membahas mengenai Salman Al Farisi dalam menjemput hidayahnya. Salman Al Farisi adalah seorang pemuda yang berasal dari Persia. Awal kisahnya dalam menjemput hidayah dimulai ketika ia mendapat satu tugas suci dari ayahnya, yakni tugas menjaga api. Tugas tersebut diberikan kepadanya karena ayahnya termasuk dalam kaum Majusi (penyembah api).
Suatu ketika, ia disuruh ayahnya untuk melihat sebidang tanah, saat melihat sebidang tanah tersebut, Salman Al Farisi melihat kaum Nasrani yang sedang beribadah. Salman berfikir bahwa ibadah kaum tersebut lebih bagus. Karena kelamaan melihat kaum Nasrani beribadah, ayah Salman menyuruh utusan untuk menjemputnya. Dan berkatalah Salman kepada ayahnya bahwa agama mereka (Nasrani) lebih baik. Karena ucapan tersebut, Salman akhirnya dipasung.
Dalam masa pemasungannya, Salma melihat kaum Nasrani lewat dan ia meminta tolong untuk dilepaskan. Setelah lepas, ia disuruh oleh sang pendeta untuk pergi ke Syria dan mengabdi pada pendeta lain. Sesampainya ia di Syria, ia mengabdi pada seorang pendeta yang dimaksud oleh pendeta kaum Nasrani. Namun pendeta yang ia layani ternyata suka menggelapkan uang, hingga kemudian digantikan dengan pendeta baru yang baik.
 Lama ia mengabdi pada pendeta yang baik tersebut, hingga akhirnya pendeta tersebut meninggal. Lantas, Salman pergi ke Mosol dan menemukan seorang pendeta yang telah tua. Pendeta tua tersebut menyuruh Salman untuk pergi ke Nasibin untuk menemui pendeta tua yang lain. Sesampainya ia di Nasibin, ia disuruh pergi lagi ke Amuria untuk menemui seorang pastur. Pergilah ia menemui sang pastur. Saat bertemu, pastur sudah dalam keadaan menjelang wafat. Dalam kesempatan itu, Pastur meninggalkan pesan kepada Salman bahwa akan datang Nabi. Nabi tersebut memiliki tanda di punggung dan jika diberi sedekah, Ia tidak ikut makan, namun jika diberi hadiah Ia ikut makan.
            Selepas wafatnya Pastur, Salman melihat ada rombongan menuju Makkah. Untuk ikut dalam rombongan itu, Salman telah memberikan imbalan berupa sapi dan kambing. Namun ternyata ia ditipu oleh rombongan itu dan ia dijual. Hingga akhirnya ia dibeli oleh seorang yahudi dan dibawa ke Madinah. Kemudian ia dipekerjakan di kebun Kurma. Saat itulah ia bertemu dengan rombongan Rasulullah SAW dan mengetahui kecocokan dengan pesan Pastur tentang sedekah, hadiah dan tanda di punggung. Sejak saat itulah Salman masuk Islam.

Dari cerita diatas, dapat diambil hikmah bahwa dalam menjemput hidayah, prosesnya amatlah panjang. Proses yang dilewai dengan cobaan dan rintangan. Pelajaran lainnya yaitu tidak boleh mencari kebenaran diluar kebenaran Islam. Hidayah itu harus kita mintakan, doakan dan kita usahakan.


Kamis, 29 September 2016
Atsar Ilmu Tauhid dalam Kehidupan.

Atsar atau ketidaktauan kita dalam kehidupan akan Ilmu Tauhid akan berakibat:
1.     Kita tidak tau tujuan kita diciptakan
Dalam QS. 47 : 12 dijelaskan bahwa surga itu di hiasi dengan hal-hal yang kita sukai, sedang neraka diisi dengan hal-hal yang kita sukai. Untuk itu kita harus menjaga komunikasi kita dengan Allah. Jika ingin berbicara kepada Allah, berdoalah. Jika ingin Allah berbicara kepada kita, bacalah Al-Qur’an.
2.     Siapa yang tidak beriman kepada hari akhir.
3.     Bila ilmu Tauhid tidak dikenal masyarakat, maka amal akan rusak, aqidah akan rusak dan kerusakan terjadi dimana-mana.

Sungguh Allah lah yang memiliki hati kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar