Kajian Islam Pekanan
“Kisah Seorang Pemuda Menjemput Hidayah”
Kajian Islam kali ini membahas mengenai Salman Al Farisi dalam
menjemput hidayahnya. Salman Al Farisi adalah seorang pemuda yang berasal dari
Persia. Awal kisahnya dalam menjemput hidayah dimulai ketika ia mendapat satu
tugas suci dari ayahnya, yakni tugas menjaga api. Tugas tersebut diberikan
kepadanya karena ayahnya termasuk dalam kaum Majusi (penyembah api).
Suatu ketika, ia disuruh ayahnya untuk melihat sebidang tanah, saat
melihat sebidang tanah tersebut, Salman Al Farisi melihat kaum Nasrani yang sedang
beribadah. Salman berfikir bahwa ibadah kaum tersebut lebih bagus. Karena
kelamaan melihat kaum Nasrani beribadah, ayah Salman menyuruh utusan untuk
menjemputnya. Dan berkatalah Salman kepada ayahnya bahwa agama mereka (Nasrani)
lebih baik. Karena ucapan tersebut, Salman akhirnya dipasung.
Dalam masa pemasungannya, Salma melihat kaum Nasrani lewat dan ia
meminta tolong untuk dilepaskan. Setelah lepas, ia disuruh oleh sang pendeta
untuk pergi ke Syria dan mengabdi pada pendeta lain. Sesampainya ia di Syria,
ia mengabdi pada seorang pendeta yang dimaksud oleh pendeta kaum Nasrani. Namun
pendeta yang ia layani ternyata suka menggelapkan uang, hingga kemudian
digantikan dengan pendeta baru yang baik.
Lama ia mengabdi pada
pendeta yang baik tersebut, hingga akhirnya pendeta tersebut meninggal. Lantas,
Salman pergi ke Mosol dan menemukan seorang pendeta yang telah tua. Pendeta tua
tersebut menyuruh Salman untuk pergi ke Nasibin untuk menemui pendeta tua yang
lain. Sesampainya ia di Nasibin, ia disuruh pergi lagi ke Amuria untuk menemui
seorang pastur. Pergilah ia menemui sang pastur. Saat bertemu, pastur sudah
dalam keadaan menjelang wafat. Dalam kesempatan itu, Pastur meninggalkan pesan
kepada Salman bahwa akan datang Nabi. Nabi tersebut memiliki tanda di punggung
dan jika diberi sedekah, Ia tidak ikut makan, namun jika diberi hadiah Ia ikut
makan.
Selepas wafatnya Pastur, Salman
melihat ada rombongan menuju Makkah. Untuk ikut dalam rombongan itu, Salman
telah memberikan imbalan berupa sapi dan kambing. Namun ternyata ia ditipu oleh
rombongan itu dan ia dijual. Hingga akhirnya ia dibeli oleh seorang yahudi dan
dibawa ke Madinah. Kemudian ia dipekerjakan di kebun Kurma. Saat itulah ia
bertemu dengan rombongan Rasulullah SAW dan mengetahui kecocokan dengan pesan
Pastur tentang sedekah, hadiah dan tanda di punggung. Sejak saat itulah Salman
masuk Islam.
Dari cerita
diatas, dapat diambil hikmah bahwa dalam menjemput hidayah, prosesnya amatlah
panjang. Proses yang dilewai dengan cobaan dan rintangan. Pelajaran lainnya
yaitu tidak boleh mencari kebenaran diluar kebenaran Islam. Hidayah itu harus
kita mintakan, doakan dan kita usahakan.
Kamis,
29 September 2016
Atsar Ilmu Tauhid dalam Kehidupan.
Atsar atau ketidaktauan kita dalam
kehidupan akan Ilmu Tauhid akan berakibat:
1.
Kita tidak tau tujuan kita
diciptakan
Dalam QS. 47 :
12 dijelaskan bahwa surga itu di hiasi dengan hal-hal yang kita sukai, sedang
neraka diisi dengan hal-hal yang kita sukai. Untuk itu kita harus menjaga
komunikasi kita dengan Allah. Jika ingin berbicara kepada Allah, berdoalah.
Jika ingin Allah berbicara kepada kita, bacalah Al-Qur’an.
2.
Siapa yang tidak beriman kepada hari
akhir.
3.
Bila ilmu Tauhid tidak dikenal
masyarakat, maka amal akan rusak, aqidah akan rusak dan kerusakan terjadi
dimana-mana.
Sungguh Allah lah yang memiliki hati
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar