Kemanakah Kau, Lentera Nusantaraku?
Desa, tempat melimpahnya hasil bumi ibu
dari pertiwi. Pemenuh segala kebutuhan sehari-hari, mulai dari beras,
sayur, buah, ikan, ternak bahkan obat-obatan pun terdapat didesa. Di desa, kita
diajarkan ketulusan akan sebuah proses, proses menghasilkan padi, proses memetik
buah, proses merawat ternak, dan proses-proses kehidupan lainnya. Dimana sering
kali bahwa proses tersebut tidak pernah diperhatikan bahkan mungkin tidak
dihargai. Hasil memeras keringat selama seharian penuh, hanya di hargai beribu
rupiah, bahkan hasil selama berbulan-bulan pun tak dihargai sesuai harapan.
Hingga akhirnya, kegiatan menghasilkan produk-produk desa itu kini
sudah mulai ditinggalkan. Hanya generasi
tua yang masih menggeluti bidang tersebut. Sedang generasi muda, lebih memilih pergi ke kota orang, ke negeri orang,
bahkan pergi untuk meninggalkan dan tidak kembali. Bagi generasi muda, pekerjaan yang berbau dengan bercocok
tanam, berternak, berkebun dan lainnya dianggap pekerjaan kuno dan tindak
menjanjikan. Padahal, kunci keberhasilan dan kesejahteraan desa berada disitu.
Bagaimana tidak, jika hanya generasi tua yang menggeluti bidang tersebut
maka pasokan pangan negeri ini akan
kacau. Bahan pangan yang ada di kota, jika kita telusuri asalnya dari desa.
Jika generasi muda tidak ada yang meneruskan bidang ini, maka tidak akan ada
yang memberi pasokan pangan ke kota. Karena bisa di pastikan bahwa generasi tua
akan berkurang jumlahnya.
Indonesia akan bersinar, jika lentera- lentera dari seluruh ini menyala. Bagaimana
akan bersinar jika lentera-lentera itu kini tidak mau menyalakan diri dan pergi
negeri orang? Jika para pemuda tidak mau kembali ke daerah dan membangun
daerahnya. Kemanakah kau Lentera Indonesia? Kemanakah kini kau pemuda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar